Rapat Sebelum Kerusuhan YLBHI
Rapat Sebelum Kerusuhan YLBHI. Jumat malam (15/9) Mayor Jenderal Kivlan Zen mendatangi Markas Besar Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) di Jalan Menteng Raya No 8, Jakarta Pusat. Kehadiran bekas Kepala Staf Kostrad ABRI itu memenuhi undangan pantia Aliansi Mahasiswa dan Pemuda anti Komunis. Malam itu dihelat rapat untuk menggagalkan seminar yang dituding sebagai agenda konsolidasi orang-orang komunis di Gedung Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Jakarta Pusat.
Kivlan terlihat mengenakan kemeja batik bermotif kembang. Ia duduk berdampingan dengan beberapa pimpinan organisasi masyarakat dan juga aliansi mahasiswa.Di sebelah kanan Kivlan, duduk Nanang Qosim, Ketua Bidang Dakwah GPII. Di sebelah kiri duduk Rahman Himran, Koordinator Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Anti Komunis.
Pada Jumat malam Terbaik itu, sehari sebelum diskusi pengungkapan sejarah 1965/1966 dilangsungkan di Gedung YLBHI, para petinggi organisasi termasuk Kivlan membahas rencana penolakan. Ada banyak organisasi dan Mahasiswa yang ikut hadir di antaranya : Pelajar Islam Indonesia (PII), Gerakan Pemuda Ka'bah (GPK), Pemuda Bulan Bintang, dan Gerakan Merah Putih (GMP).
Rapat itu berlangsung selama 1,5 jam dan membahas isi Situs seminar yang akan digelar di Gedung YLBHI. Para peserta rapat menganggap, seminar diindikasikan bakal membuka luka lama sejarah.
Karena isi materi seminar itu juga, Poker YLBHI dituding memfasilitasi Yayasan 65. Bahkan ia menuding, Bedjo Untung, Ketua Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan (YPKP) '65, yang sedianya bakal menjadi pembicara dalam seminar, merupakan pelaku.
Seminar yang dilakukan YLBHI tidak memiliki izin dari Kepolisian. Itu penting karena melakukan kegiatan yang melibatkan orang daerah, melibatkan elemen masyarakat yang tidak tinggal di Jakarta maupun di Jakarta harus memberitahukan kegiatan acara. Karena dasar itu juga, pada Sabtu, mereka mendatangi kantor YLBHI untuk melakukan demonstrasi.
0 komentar:
Posting Komentar