Saya Merasa Lebih Bebas di Korea Utara
Politik77 - Kwon Chol Nam melarikan diri dari Korea Utara ke China dengan mengarungi sungai perbatasan pada malam hari serta mesti merangkak dibawah pagar kawat berduri.
Ia mesti lakukan perjalanan yang panjang serta beresiko di China, dengan melalui belantara rimba di Laos untuk hingga ke Thailand, sebelumnya pada akhirnya terbang ke Korea Selatan untuk mulai kehidupan baru.
Tersebut yang ia alami tiga th. kemarin. Tapi sesudah melalui banyak bahaya, kemungkinan, serta kesusahan, ia saat ini menginginkan kembali pada Korea Utara.
Korea Selatan nyatanya tidak seperti yang ia berharap serta ia begitu rindu keluarganya.
" Korea Utara yaitu tempat tinggal saya, di situlah anak saya hidup serta orangtua saya wafat, " tuturnya.
" Tidak ada keinginan untuk tinggal disini. Saya sudah alami demikian banyak pelecehan serta diperlakukan seperti warga kelas dua. "
Sepanjang sebagian dekade paling akhir beberapa ribu warga Korea Utara sudah mempertaruhkan badan serta nyawa mereka untuk melarikan diri dari penindasan di tanah kelahiran mereka, serta mencari perlindungan di Korea Selatan.
Tapi saat ini tanpa ada disangka, jumlah yang menginginkan kembali pada tanah air mereka selalu jadi bertambah. Mereka menyebutkan Korea Selatan tidaklah tanah yang tawarkan kebebasan serta kemakmuran yang dijanjikan.
Kwon hidup dalam kemiskinan serta terisolasi dalam satu ruang kecil di pinggir kota Seoul. Pembayaran uang sewa rumahnya bergantung sumbangan.
Ia menganggur serta mengakui waktu bekerja jadi buruh memperoleh bayaran tambah lebih sedikit dari pada beberapa rekanan kerjanya, atau bahkan juga tidak dibayar sekalipun.
Ia mengakui menanggung derita stigma jadi orang yang datang dari Korea Utara, dengan menyebutkan beberapa besar warga Korea Selatan memandangnya terbelakang atau bodoh.
" Saya kesepian serta beberapa besar pendatang dari Korea Utara berfikir yang sama, " tuturnya.
" Orang Korea Selatan tidak ingin bersosialisasi dengan kita, mereka tidak memperlakukan kita seperti manusia. "
" Walau Korea Utara lebih miskin, saya terasa lebih bebas di Korea Utara. Tetangga serta orang-orangnya sama-sama menolong keduanya serta sama-sama tergantung keduanya. "
" Hidup lebih simpel disana serta disini Korea Selatan mereka cuma diperbudak uang. "
Perbatasan yang memisahkan Korea Utara serta Korea Selatan.
Perbatasan yang memisahkan Korea Utara serta Korea Selatan. (ABC : Brant Cumming)
Pendatang berjuang di Selatan
Kwon sudah berusaha untuk kembali dengan ilegal lewat China, tetapi waktu akan pergi pemerintah Korea Selatan menangkapnya serta dia mendekam sebagian bln. di penjara.
Pendatang Korea Utara dengan selekasnya memperoleh kewarganegaraan, serta jadi warga negara mereka dilarang dengan hukum untuk mempunyai kontak atau berkunjung ke Korea Utara.
Tapi saat ini dia memimpin satu kampanye supaya pemerintah Korea Selatan bisa merubah undang-undang yang mengizinkan pendatang asal Korea Utara pulang ke tanah kelahirannya.
Di ketahui ada sekitaran 80 pendatang Korea Utara yang dengan aktif berupaya untuk kembali.
Kwon sudah menggunakan sebagian bln. paling akhir untuk lakukan memprotes serta melobi PBB dan parlemen Korea Selatan.
" Saya sudah menyebutkan diri jadi warga Korea Utara, " tuturnya.
" Walau badan saya berada di sini, fikiran saya ada dirumah saya, Korea Utara. "
Beberapa pendatang asal Korea Utara sempat diterima di Korea Selatan dengan diberi tempat tinggal baru serta tunjangan hidup yang memenuhi, tapi hal semacam ini tak akan diberi.
Ada sekitaran 25. 000 orang yang tinggal di Korea Selatan serta mereka berjuang untuk beradaptasi dengan kapitalis yang begitu kompetitif serta kehidupan yang lebih cepat di Korea Selatan.
Studi memprediksi lebih dari 1/2 warga itu alami diskriminasi serta depresi, dan pengangguran diantara mereka enam kali lebih tinggi dari rata-rata warga Korea Selatan.
Diprediksikan 25 % dari semuanya pendatang telah serius memperhitungkan untuk kembali pada tempat tinggal.
0 komentar:
Posting Komentar