Rudal Tiongkok di Laut China Selatan Bikin Australia Khawatir
Politik77 - Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop memperingatkan Beijing supaya tidak lakukan militerisasi Laut China Selatan menyusul laporan kalau negara itu sudah menempatkan system rudal di perairan yang dipersengketakan.
Jaringan media CNBC tempo hari memberikan laporan China sudah menempatkan rudal-rudal penjelajah anti-kapal serta system rudal darat-ke-udara pada tiga pos paling depan di Laut China Selatan. Media ini mengutip sumber-sumber di kelompok intelijen AS.
Diambil dari situs AustraliaPlus Indonesia, Minggu (6/5/2018), Menlu Bishop tidak menerangkan apakah Pemerintah Australia mempunyai data intelijen tentang hal tersebut. Tetapi dia mengatakan, bila laporan itu akurat, jadi pihaknya begitu cemas.
" Bila laporan media itu akurat, jadi Pemerintah Australia prihatin karna hal tersebut bertentangan dengan apa yang di sampaikan China yang akan tidak memiliterisasi pulau-pulau buatan ini, " kata Menlu Bishop.
" China sudah pasti mempunyai tanggung jawab spesial jadi anggota tetaplah Dewan Keamanan PBB dalam menegakkan perdamaian serta keamanan di semua dunia, " tuturnya.
" Aksi apapun untuk memiliterisasi pulau-pulau buatan di Laut China Selatan juga akan bertentangan dengan tanggung jawab serta peran mereka, " lebih Menlu Bishop.
Amerika Serikat juga sudah memperingatkan China kalau militerisasi di lokasi itu juga akan membawa konsekwensi.
Di tanya mengenai laporan itu, juru bicara Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders menyebutkan, " Kami begitu mengerti militerisasi China di Laut China Selatan. "
" Kami sudah mengemukakan persoalan ini dengan segera pada China mengenai hal semacam ini serta tentang konsekwensi periode pendek serta periode panjangnya, " tuturnya.
Huckabee Sanders tidak menerangkan seperti apa bentuk konsekwensinya.
Seseorang petinggi AS yang tidak ingin dijelaskan namanya menyebutkan intelijen AS lihat sinyal tanda kalau China sudah mengubahkan sebagian system persenjataan ke Kepulauan Spratly dalam satu bulan paling akhir. Tetapi dia tidak menerangkan perincian selanjutnya.
CNBC mengutip sumber yang menyebutkan kalau dalam penilaian intelijen AS, rudal itu dipindahkan ke Fiery Cross Reef, Subi Reef serta Mischief Reef di Kepulauan Spratly dalam 30 hari paling akhir.
Pemasangan system rudal itu jadi yang pertama dikerjakan China di Spratly, satu lokasi yang diklaim beberapa negara termasuk juga Vietnam serta Taiwan.
Kementerian Luar Negeri China menyebutkan pihaknya mempunyai kedaulatan sah atas Spratly serta pengerahan itu dibutuhkan untuk keamanan nasional serta tidak diperuntukkan untuk negara manapun.
" Mereka yg tidak punya niat jadi agresif tidaklah perlu cemas atau takut, " kata juru bicara Kemenlu China Hua Chunying
0 komentar:
Posting Komentar