Selasa, 10 April 2018

Kota Dewa Monyet' Ditemukan di Hutan Honduras

Kota Dewa Monyet' Ditemukan di Hutan Honduras


Politik77 - Beberapa pakar arkeologi temukan beberapa sisa-sisa dari satu kota kuno yang lenyap ditelan peradaban di pedalaman rimba hujan Honduras, pada Kamis (5/3). 

Dilaporkan CNN, Douglas Preston, seseorang penulis serta photografer untuk majalah National Geographic bersama dengan tim ilmuwan menyusuri lokasi Mosquitia, Honduras, untuk menelusuri jejak kota kuno legendaris bernama " White City " (Kota Putih), atau juga dikenal dengan nama " City of Monkey God " (Kota Dewa Monyet). 

Ekspedisi ini di luncurkan sesudah system pemindaian lewat deteksi sinar udara (LIDAR) temukan satu artefak batu yang disangka adalah buatan manusia di pedalaman rimba hujan Honduras. 


Untuk mengkonfirmasi penemuan itu, sekumpulan tim dari Amerika Serikat serta beberapa pakar arkeologi, kehutanan, serta antropologi Honduras dengan teknisi LIDAR, serta pembuat film dokumenter masuk daerah terpencil itu, dengan penjagaan dari pasukan spesial Honduras. 

Preston menyebutkan tim ini dibuat mulai 25 Februari lantas, sesudah mendokumentasikan reruntuhan " budaya yang menghilang 

Berlainan dengan peradaban suku Maya, kota serta budaya ini lenyap serta nyaris tidak di kenal serta tak ada yang pelajari. Pakar arkeologi bahkan juga tidak mempunyai nama untuk kota itu, " catat Preston, diambil dari CNN. 

Menurut Preston, pakar arkeologi tak akan mempercayai kalau ada satu kota kuno yang dijuluki " White City ", yang semula dipercayai adalah satu peradaban dengan adanya banyak kota. 

Tim ekspedisi ini lalu temukan sisa-sisa kota yang terbuat dari tanah, termasuk juga satu piramida tanah dan koleksi patung batu, yang memberikan indikasi satu makam di masa kemarin. 

Ditotal, ada 52 artefak yang diketemukan tengah " mengintip " dari permukaan tanah, karna beberapa besar susunan artefak itu tertimbun jauh didalam tanah. 

Tim ekspedisi temukan kursi untuk upacara kebiasaan yang di buat dari batu, atau metates, serta sebagian perahu besar dengan ukiran halus berhiaskan gambar ular, serta sebagian arca tokoh dewa hewan. 

Objek yang paling mencolok yaitu arca dengan kepala yang mirip bentuk jaguar, peluang melukiskan perubahan seseorang tokoh suci jadi bentuk hewan. 

" Arca itu tampak menggunakan pelindung kepala, " kata Christopher Fisher, pakar arkeologi dari Kampus Negeri Colorado. 

Sesaat, pakar arkeologi dari Institut Antropologi serta Histori Honduras (IHAH), Oscar Neil Cruz, memprediksi sisa-sisa kota yang mereka dapatkan itu datang dari era ke-10 sampai ke-14. 

Saat lakukan pencarian, beberapa peneliti diterima oleh satwa liar yang diprediksikan belum juga sempat lihat manusia. Tetapi, beberapa hewan ini tampak berkeliaran tanpa ada takut di sekitaran perkemahan mereka. 

" Ini terang adalah rimba hujan yang sekurang-kurangnya terjamah di Amerika Tengah. Tempat ini begitu perlu, " kata pakar kehutanan, Mark Plotkin. 

Walau temukan artefak serta sisa kota yang hilang, tim ekspedisi ini tidak ambil temuan mereka itu, serta cuma mencatat lokasi penemuan. Aksi ini dikerjakan untuk menghindar penjarahan dari website bersejarah itu. 

Meski begitu, daerah itu tetaplah dibawah ancaman, karna sering jadi tempat pembalakan liar serta cuma berjarak belasan km. dari satu peternakan sapi. 

Direktur IHAH, Virgilio Paredes Trapero bahkan juga menyebutkan kalau rimba serta lembah itu bisa hilang dalam delapan th. terkecuali ada aksi dari pemerintah Honduras. 

" Pemerintah Honduras mesti memiliki komitmen membuat perlindungan daerah ini, namun mereka tidak miliki uang. Kami begitu memerlukan support internasional

0 komentar:

Posting Komentar