Selasa, 21 November 2017

Donald Trump: Korut Negara Pendukung Terorisme

Donald Trump, Korut Negara Pendukung Terorisme


POLITIK77  - Presiden Amerika Serikat Donald Trump meletakkan Korea Utara dalam daftar negara pendukung terorisme. Hal itu ditegaskan Trump pada Senin saat Washington dalam satu pertemuan terbuka dengan kabinetnya di Gedung Putih. 

Diluar itu, Trump menyebutkan Kementerian Keuangan AS juga akan menginformasikan sangsi paling baru pada Korut. 

" Hari ini, AS menunjuk Korut jadi negara sponsor terorisme. Ini semestinya berlaku mulai sejak lama. Semestinya telah bertahun-tahun lantas, " tutur Trump seperti diambil dari PL77 pada Selasa (21/11/2017). 


Terlebih dulu, Korut sudah dihapus dari daftar yang sama oleh Presiden George W. Bush pada 2008. 

Dalam pernyataannya, Trump menyebutkan kalau Korut sudah " berkali-kali " mensupport aksi terorisme, termasuk juga " pembunuhan diluar negeri. 

" Pengumuman ini juga akan disusul dengan sangsi serta hukuman selanjutnya untuk Korut... serta mensupport desakan maximum kami untuk mengisolasi rezim pembunuh itu, " ungkap Presiden AS ke-45 itu. 


Hal seirama dipercaya juga oleh Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson yang terlebih dulu pernah berseberangan dengan Trump dalam menanggapi krisis nuklir Korut. Terlebih dulu, Tillerson berkali-kali mengutamakan juga akan memprioritaskan usaha diplomasi sesaat Trump sering mengumbar retorika perang. 

" Jadi sisi dari kiat desakan maximum pemerintah, kami sudah memohon semua negara didunia untuk meletakkan desakan diplomatik serta ekonomi pada Korut yang rezimnya meneror perdamaian serta keamanan internasional dengan perubahan rudal nuklir serta balistik yg tidak sah, support beresiko untuk terorisme internasional serta kesibukan mencemaskan yang lain, " papar seseorang petinggi di Kementerian Luar Negeri AS. 

Petinggi yang sama memberikan, " Kim Jong-un mesti mengerti kalau hanya satu jalan menuju masa depan yang aman serta ekonomis adalah meninggalkan pembangunan rudal nuklir serta balistik yang ilegal dan berhenti mensupport terorisme internasional serta gabung kembali dengan orang-orang global. " 

Juru Bicara PBB Farhan Haq menyebutkan kalau PBB akan tidak keluarkan pernyataan apa pun berkaitan dengan kebijakan Trump. " Itu bukanlah ranah kami, " papar Haq. 

Sebelumnya pengumuman Trump, cuma ada tiga negara yang oleh AS di beri label sponsor terorisme, yakni Iran, Sudan serta Suriah. Satu negara mesti " berkali-kali tunjukkan supportnya pada terorisme internasional " untuk masuk daftar ini. 

Dengan masuknya satu negara dalam daftar sponsor terorisme jadi kekuatan negara itu untuk terima pertolongan luar negeri AS juga akan beresiko. Larangan export serta import akan berlaku. Diluar itu, Washington bisa saja untuk menghukum individu atau negara yang berdagang dengan negara yang masuk daftar sponsor terorisme. 

Walau sekian daftar itu tidak berlaku permanen serta setiap saat bisa dihapus. Satu saja pada 2015, Presiden Barack Obama menghapus Kuba dari daftar sponsor terorisme serta Bush lakukan hal sama pada Korut, Libya serta Irak. 

Bush menghapus Korut dari daftar itu jadi sisi dari usaha untuk menyelamatkan perjanjian nuklir dengan Pyongyang. Tetapi, kesepakatan itu tidak sesuai sama keinginan serta Korut selalu meneruskan pembangunan nuklir yang meneror tetangganya serta dijagokan dapat menyerang lokasi AS. 

Ketentuan Trump untuk meletakkan Korut dalam daftar sponsor terorisme di dukung oleh bekas petinggi tinggi Korut yang membelot ke Korsel, Thae Yong-ho. Ia mengemukakan hal itu dihadapan Komite Masalah Luar Negeri AS pada awal th. ini. 

" Lagi, semakin lebih gampang mendorong mereka dari system keuangan global serta memberikan keyakinan partner yang lain untuk mendeteksi saluran yang dipakai Korut untuk mendanai pembangunan nuklirnya, " terang Thae. 

Ia meneruskan, " Memasukkan mereka dalam daftar akan tingkatkan dampaktivitas sangsi. " 

Sebelumnya membelot, Thae adalah orang ke-2 di Kedubes Korut di London, Inggris. Ia melarikan diri dengan istri serta dua anak lelakinya. Keluarga ini tiba di Korea Selatan pada 2016.

0 komentar:

Posting Komentar